Imelda Kurniawan, Cerita Tentang PB Jaya Raya
SETELAH gantung raket sebagai pemain nasional pada tahun 1986, Imelda atau yang dulu dikenal sebagai Imelda Wiguna dengan nama lahir Oei Tju Kim memang sempat menjadi pelatih di Pelatnas PBSI pada tahun 1988-2000. Setelah itu, dia mengabdi di klub Jaya Raya.
Tanggung jawabnya makin menantang ketika pada
medio 2014 Imelda ditunjuk menggantikan Retno Kustijah sebagai Ketua Harian PB
Jaya Raya. Dengan jabatan baru itu, Imelda ditantang untuk melahirkan juara-juara
dunia baru.
Apalagi, setelah era Markis Kido/Hendra
Setiawan yang merebut emas Olimpiade Beijing 2008 dan Asian Games Guangzhou
2010, Jaya Raya mengalami paceklik.
“Saya tertantang untuk bisa menciptakan pemain
dengan talenta hebat dan memiliki karakter seorang juara sejati baik di dalam
maupun di luar lapangan. Itulah tantangan saya sekarang di Jaya Raya,” ujar
Imelda di GOR PB Jaya Raya, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (2/9).
Saat ini sekitar 70 pemain muda tengah dibina
dan menjadi tanggung jawab Imelda untuk dipoles menjadi pemain hebat. “Untuk melahirkan
juara itu tidak mudah. Membutuhkan proses panjang dan tidak bisa segera
dinikmati hasilnya. Kami berjuang terus,” ucap Imelda.
Hanya, dirinya sangat optimistis suatu saat
akan ada juara Olimpiade asal Jaya Raya, mengikuti Susy Susanti di Olimpiade
Barcelona 1992, Tony Gunawan/Candra Wijaya (Olimpiade Sydney 2000), dan
Kido/Hendra (Beijing 2008).
Apalagi, Yayasan Jaya Raya yang didirikan
pengusaha properti Ir Ciputra, siap mendukung habis pembinaan klub yang lahir
tahun 1975 ini. "Pak Ci berkomitmen untuk mendukung PB Jaya Raya. Bahkan,
tahun depan rencananya pembangunan GOR baru di Bintaro akan selesai, sehingga
akselerasi pembinaan akan makin lancar,” tutur Imelda.
Prestasi
Mengilap
Sebagai pemain, prestasi Imelda termasuk
mengilap. Dia menjadi wanita pertama Indonesia yang mampu menyabet dua gelar
juara sekaligus dalam turnamen prestisius All England 1979.
Di ganda putri, dia juara berpasangan dengan
Verawaty Fajrin, sementara di ganda campuran ia sukses berpartner dengan
Christian Hadinata.
Imelda memang memiliki bakat hebat. Sebagai
pemain ganda, chemistry-nya juga istimewa. Ketika berduet bareng Theresia
Widiastuty, pada 1975, pasangan ini menggapai tiket final ganda putri All
England. Hanya di final mereka dibungkam Etsuko Takenaka/ Machiko Aizawa
(Jepang).
Berselang beberapa bulan kemudian,
Imelda/Theresia membalas kekalahan itu dengan menekuk Etsuko/Machiko pada final
Piala Uber 1975 di Jakarta, 17-14, 15-0. Indonesia akhirnya merebut Piala Uber
untuk kali pertama setelah menang 5-2 atas Jepang.
Dalam laga penting itu, selain menekuk Etsuko/
Machiko, Imelda/Theresia juga menjungkalkan ganda terkuat Negeri Matahari
Terbit lainnya, Hiroe Yuki/ Mika Ikeda, 15-4, 15-9.
“Kita bangga banget saat itu. Untuk kali
pertama kita merebut Piala Uber dan kemudian diterima Presiden Soeharto di
Istana Negara,” kenang Imelda.
Bersama Christian, Imelda pun kembali berjaya
pada Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta. Di final, mereka menyikat Mike Tredgett/
Nora Perry (Inggris). Hanya, sebagai seorang individu, dirinya merasa
penampilan di Piala Uber 1986 adalah epos terbaik.
Dalam usia 35 tahun dan memiliki anak, Joshua
yang berusia 3 tahun, Imelda tetap bersemangat mendedikasikan kemampuannya bagi Merah-Putih.
Agar persiapan menghadapi Piala Uber 1986 di
Senayan tak terganggu, sebagai ibu muda, Imelda rela mengeluarkan uang sendiri
dengan menyewa flat agar di sela-sela berlatih masih bisa mengasuh Joshua
dengan maksimal.
“Indonesia memang dikalahkan Tiongkok 2-3.
Namun, bersama Verawaty saya selalu menyumbangkan poin kemenangan bagi
Indonesia,” tutur Imelda.
Aksi Imelda main rangkap di ganda putri dan
campuran memang hebat. Rasanya belum ada lagi pemain kita yang memiliki
kemampuan seperti Imelda.
Dia pun bisa berduet dengan siapa saja. Ketika
berpasangan dengan Rosiana Tendean, dia masih mampu menyabet medali perunggu
Asian Games 1986.
BIODATA IMELDA
KURNIAWAN
Nama: Imelda Kurniawan (dulu Imelda Wiguna)
Lahir: Slawi, Tegal, Jawa Tengah, 12 Oktober 1951
Suami: Ferry Kurniawan
Anak: Joshua Kurniawan, Yehezkiel Kurniawan
PRESTASI
GANDA PUTRI
1974 - Juara Denmark Terbuka (Theresia
Widiastuti)
1975 – Juara Denmark Terbuka (Theresia
Widiastuti); Juara Skotlandia Terbuka (Theresia Widiastuti); Finalis All
England (Theresia Widiastuti); Juara Piala Uber
1977 - Juara Belanda Terbuka (Verawaty
Fajrin); Juara Denmark Terbuka (Verawaty Fajrin)
1978 - Juara Denmark Terbuka (Verawaty
Fajrin); Emas Asian Games Bangkok (Verawaty Fajrin); Finalis Piala Uber
1979 - Juara SEA Games (Verawaty Fajrin);
Juara All England (Verawaty Fajrin); Juara Kanada Terbuka (Verawaty Fajrin)
1980 - Finalis Kejuaraan Dunia (Verawaty
Fajrin)
1981 - Perak SEA Games (Theresia Widiastuti);
Finalis Piala Uber
1985 - Emas SEA Games (Rosiana Tendean)
1986 - Perunggu Asian Games (Rosiana Tendean);
Finalis Piala Uber
GANDA
CAMPURAN
1979 - Juara Kanada Terbuka (Christian
Hadinata); Juara All England (Christian Hadinata); Juara SEA Games (Christian
Hadinata)
1980 - Juara Kejuaraan Dunia Jakarta
(Christian Hadinata); Finalis All England (Christian Hadinata)
1981 - Finalis All England (Christian
Hadinata); Medali Perunggu World Games (Christian Hadinata); Medali Emas SEA
Games (Rudy Heryanto)
1985 - Emas SEA Games (Christian Hadinata)
Sumber: juara.net
<![endif]-->
Tidak ada komentar: