Popong Otje Djundjunan, Panggil Aku Ceu
TERLALU, kalau tidak mengenal Raden Popong Otje Djundjunan alias Ceu Popong. Sosok orang Sunda pituin ini sangat populer saat ribut-ributnya rapat paripurna DPR tahun lalu ketika kelompok Koalisi Merah Putih (KMP) menyapu bersih Pimpinan DPR dari seterunya yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Insiden palu hilang menjadi bahan perbincangan pengelana dunia maya (netizen) dan juga sorotan televisi dan media cetak.
“Kamana paluna? Euweuh (Mana palunya?
Hilang).” Itulah celetukan Ceu Popong yang membuatnya terkenal hingga ke
pelosok tanah air dan juga mancanegara. Insiden palu hilang saat Ceu Popong
memimpin sidang paripurna ini menjadi pemecah kebuntuan sekaligus hiburan di
tengah ketegangan yang tensinya sangat tinggi hingga menjelang Subuh.
Dalam
setiap kesempatan, Ceu Popong memang selalu menghibur. Dalam rapat Komisi X pun
yang menjadi tempatnya berargumen selama ini kerap menjadi sosok yang
mencairkan suasana. Logat sundanya yang kental plus celetukannya yang spontan
membuat mitra kerjanya terpingkal-pingkal.
Dalam
diskusi RUU Sistem Perbukuan di Kompleks Parlemen, Jakarta, belum lama ini, Ceu
Popong pun sepanjang diskusi membuat wartawan kelelahan akibat banyak tertawa.
Bahkan seorang wartawan senior pun ketika disapa Ceu Popong dibuat tak berkutik
dan mukanya semu merah.
“Bapak
punya penyakit gula ya?” tembak Ceu Popong yang berprinsip kerja keras, kerja
cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas.
Sang
wartawan menggelang. “Saya sehat-sehat saja, Ceu. Tak punya penyakit gula.”
“Tahu
obatnya kalau Bapak punya penyakit gula?”
Lagi-lagi
sang wartawan menggeleng menunggu jawaban.
“Obatnya
gampang, harus banyak main gula-gula,” tukas Ceu Popong, nakal.
Di
sela-sela diskusi yang cukup serius, Ceu Popong pun beberapa kali mengkritisi
Presiden Jokowi, kendati tak ada kaitannya dengan tema diskusi. Misalnya,
perempuan kelahiran Bandung 30 Desember 1938 ini menceritakan pengelamannya
saat bertemu Jokowi ketika sang presiden membuka Konferensi Parlemen Asia
Afrika di Senayan.
Ketika
itu posisi Ceu Popong tak jauh dari iring-iringan Pimpinan DPR yang menyertai
Jokowi menuju luar ruangan konferensi. Jokowi yang berjalan cepat tiba-tiba
mengerem langkahnya dan menengok ke arah Ceu Popong yang terselip di antara
anggota DPR lainnya.
“Ibu
Popong, ya?” sapa Jokowi dengan senyum khasnya.
Ceu
Popong sempat kaget ketika disapa.
“Kok
Pak Presiden tahu?” tanya Ceu Popong lugas.
“Dari
televiiisiiii….” kata Jokowi seperti ditirukan Ceu Popong.
Puluhan
wartawan peserta diskusi pun tertawa serempak.
“Saya
tahu, pasti Jokowi menonton saya di televisi,” ujar politisi senior Golkar ini.
Dalam
setiap kesempatan, Ceu Popong tak pernah pelit untuk menyapa atau sekadar
melempar senyum dengan siapa saja yang berpapasan. Ceu Popong juga selalu bersedia berfoto
bersama dan membagikan nomor telepon pribadinya kepada siapa saja.
“Silakan
menghubungi atau kirim pesan kepada saya. Pasti dijawab. Kalau saya tak
menjawab berarti saya sedang sidang. Dalam aturannya nggak boleh anggota dewan
ketika sidang main hape,” ujar Ceu
Popong. “Tapi memang tetap saja ada yang melanggarnya bahkan ada juga yang nonton film porno ya,” guyon
perempuan kelahiran Bandung yang sudah menjadi anggota DPR sejak 1987 ini.
Dalam
masalah kedisiplinan, Ceu Popong nggak ada tandingannya. Dalam setiap rapat
apakah itu rapat fraksi, rapat komisi atau panja dan pansus, dipastikan ibu
empat anak ini selalu tepat waktu bahkan datang paling awal sebelum rapat
dimulai.
Soal
kekritisan, lulusan IKIP Bandung ini tak diragukan. Bahkan hal yang sebagian
anggota DPR lain mungkin menganggapnya sepele bagi Ceu Popong dianggap
permasalahan besar. Misalnya ketika dalam rapat kerja dengan sebuah kementerian
materinya banyak menggunakan istilah bahasa Inggris.
“Saya
ini pernah menjadi guru bahasa Indonesia, bahasa Inggris bahkan bahasa Sunda.
Pejabat itu harusnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kan ada
padananya dalam bahasa Indonesia kenapa harus pakai bahasa Inggris, atuh?” tegur Ceu Popong.
“Kita punya undang-undang tentang lambang negara dan bahasa Indonesia. Kita ini harus memberi contoh penggunaan bahasa Indonesia,” lanjutnya.
Ceu
Popong sudah pantas mendapatkan rekor. Dia telah menjadi anggota DPR melewati
enam presiden dan tujuh kepemimpinan DPR. Dari mulai Presiden Soeharto sampai
sekarang Jokowi dan Ketua DPR Kharis Suhud sampai Setya Novanto. Dahsyat.
Itulah
Ceu Popong, kendati usianya sudah 77 tahun masih tetap energetik, kedua matanya
tanpa kacamata, dan tak pernah kehilangan selera humornya yang khas.
1999-2009 ceu popong tidak menjadi anggota DPR.
BalasHapus